Dalam perenungan menatap langit2 kamar,
menemukan satu ilustrasi tentang kasih..
Kasih itu terkadang seperti air, dan hati orang yang kita kasihi itu seperti gelas..
Hati kita sebagai gelas, diisi oleh orang lain, dikasihi dan disayangi..
dan hati kita sebagai gelas yang diisi oleh air, mengisi gelas orang lain dengan air yang kita miliki..
Terkadang kita menuang terlalu sedikit,
sehingga gelas orang lain itu tidak penuh..
Terkadang kita menuang terlalu banyak,
sehingga gelas itu terlalu berlimpah..
Apakah air yang berlimpah itu sia-sia?
Entahlah..
Terkadang kita secara tidak sengaja,
mengisi gelas orang lain dengan butiran-butiran pasir..
sehingga gelas itu menjadi berdentang dan berbenturan,,
menghasilkan suara yang terkadang indah, terkadang sumbang..
Terkadang kita sengaja melakukannya,
sehingga gelas itu tidak lagi mengharapkan lebih banyak air jernih yang mengalir..
dan menyakiti dirinya sendiri dengan rasa haus..
Terkadang kita menahan diri untuk menuangkan air..
karena ego kita, harga diri kita, kekerasan hati kita..
meskipun kita tau, sudah sepantasnya air itu dialirkan,
gelas itu pantas untuk diisi, tapi krn terlalu banyak hal,
membuat kita mengurungkan niat kita, untuk menuangkannya..
Semua mengajarkan gw kembali,
untuk belajar berhikmat,
dalam menuangkan,
dalam menerima,
dalam memikirkannya..
A quotes said :
the only thing we never get enough of is love,,
and the only thing we never give enough of is love..
so, never stop loving.. :)