BERTUMBUH
(Lukas 8 : 4 – 15) 100911-
Saudara-saudara,
apakah itu bertumbuh? Dan bagaimana sebuah benih dapat dikatakan bertumbuh?
Setiap dari kita mungkin secara langsung atau tidak langsung pasti pernah
mengamati pertumbuhan dari suatu tanaman. Bahkan kita sendiri pernah menanam
suatu tanaman. Bagaimana kita dapat mengatakan tanaman yang kita tanam itu
bertumbuh? Mari kita ingat kembali proses menanam yang kita lakukan. Mungkin
awalnya kita menggali tanah, meletakkan biji disana, menyiramnya. Setiap hari
kita lihat, kita siram, dan ketika sudah keluar akarnya kita akan mengatakan,
wah ini bisa bertumbuh. Semakin hari semakin giat, kita menyiram, kita kasih
pupuk, kita rawat dengan penuh kasih saying. Dan ketika tambah besar, kita
mengatakan. Pohon tomat saya sudah bertumbuh. Dan ketika ia berbuah banyak,
kita dapat mengatakan wah, saya sudah boleh bikin kebun tomat…LOL
Seperti itu kan ilustrasi pertumbuhan?
Saudara-saudara,
seperti pohon tomat yang saya ilustrasikan tadi, apakah kita sudah bertumbuh?
Setelah
kita 1 tahun mengenal Tuhan, mungkin ada yang 5 ada yang 10 bahkan 20 , 30, 40
tahun kenal Tuhan, sudahkah kita pribadi lepas pribadi melihat kembali hidup
kita, dan menanyakan apakah saya sudah bertumbuh dalam Tuhan? Dan bagaimana
saya bisa tahu, saya sudah bertumbuh dalam Tuhan?
Saudara-saudara,
saya menemukan satu hal yang begitu menarik tentang pertumbuhan dalam satu
perikop yang akan kita baca (Lukas 8 : 4 – 15 )
1.
MENERIMA FIRMAN
Pada ayat ke 11, dikatakan benih itu ialah Firman Allah.
Sebelum kita menanyakan apakah saya sudah bertumbuh dalam Tuhan, seharusnya
kita menanyakan, sudahkan Firman Allah ada dalam hati kita? Sudahkah kita
percaya akan Firman Allah tentang keselamatan yang Tuhan berikan pada kita?
Sudahkah kita menerima keselamatan yang Tuhan berikan itu? Atau kita membiarkan
Firman itu begitu saja, seperti benih yang jatuh di pinggir jalan lalu diinjak
orang dan dimakan oleh burung-burung di udara.
Jika benih Firman itu tidak ada, bagaimana kita bisa
bertumbuh? Dan apa yang bisa ditumbuhkan? Bila kita melihat ayat ke 12, benih
yang jatuh di pinggir jalan dikatakan seperti demikian “Yang jatuh di pinggir
jalan itu ialah orang yang telah MENDENGARnya; kemudian datanglah Iblis lalu
mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka JANGAN PERCAYA dan
DISELAMATKAN.” Perhatikan, disana dikatakan orang yang diibaratkan dalam firman
ini adalah orang yang telah MENDENGAR. Namun, setelah mendengar tidak ada satu
feedback/respon yang dilakukan oleh orang ini, sehingga dikatakan iblis datang
mengambilnya supaya mereka JANGAN PERCAYA dan DISELAMATKAN.
Ketika Firman Tuhan mengatakan Kristus sudah mati untuk saudara dan
saya, untuk menyelamatkan segala dosa dan kesalahan kita, sudahkah kita
mengambil satu sikap, untuk percaya pada Firman itu, dan menerima Tuhan sebagai
Juruselamat hidup kita? Ingat, ketika kita tidak percaya, kita tidak
diselamatkan, ketika kita tidak percaya, kita tidak akan BERTUMBUH. Saudara-saudara, hal pertama yang paling
penting dan mendasar di dalam pertumbuhan iman adalah menerima Firman itu
sendiri.
2.
BERAKAR
Setelah kita sudah menerima Firman itu, apakah cukup sampai
disana? Tidak. Sama seperti tumbuhan
yang hidup, tumbuhan memerlukan zat hara dan air untuk pertumbuhannya. Demikian
juga kita, untuk bertumbuh kita memerlukan makanan rohani kita. Apakah suatu
tumbuhan bisa bertumbuh jika tumbuhan tersebut tidak mendapatkan air dan zat
hara? Tidak. Demikian juga kita, kita tidak akan bisa bertumbuh, jika kita
tidak makan dan minum makanan rohani kita yaitu Firman Tuhan. Pertanyaan
berikutnya adalah, bagaimana tumbuhan mendapatkan air dan zat hara? Saya yakin
saudara-saudara tahu bagian apa pada tumbuhan yang berfungsi untuk mencari dan
menyerap air dan zat hara. Yakni : AKAR. Akar memegang peranan yang sangat
penting pada tumbuhan. Akar berfungsi sebagai penopang, akar berfungsi sebagai
pencari air dan zat hara pada tumbuhan bahkan akar Bila diibaratkan dalam suatu
bangunan, akar dapat dikatakan sebagai pondasi dari suatu tumbuhan. Mari kita
lihat ayat yang ke 13. Jenis tanah yang kedua yaitu tanah yang berbatu-batu.
Yakni orang yang setelah MENDENGAR, ia MENERIMA dengan gembira. Satu hal yang
sangat baik, bahwa orang ini tidak hanya mendengar, tapi ia juga menerima dan
percaya. Namun kenapa ia tidak bisa bertumbuh dan berbuah? Dikatakan disini
bahwa MEREKA itu TIDAK BERAKAR. Hal inilah yang menjadi masalah besar dalam
pertumbuhan mereka. Sebagai orang Kristen, apakah kita sudah memiliki akar yang
kuat di dalam Tuhan? Bagaimana kita bisa
berakar dengan kuat di dalam Tuhan? Kembali pada ilustrasi suatu tumbuhan.
Tumbuhan yang berakar kuat adalah tumbuhan yang punya akar yang dalam dan
memiliki jangkauan yang luas di dalam tanah. Yang ketika kita hendak mencabut
tumbuhan itu, kita mengalami kesulitan. Yang ketika kita hendak mencabutnya,
kita memerlukan tenaga extra untuk mencabutnya, dan belum tentu juga kita bisa
mencabutnya. Akar yang kuat adalah akar yang semakin hari semakin dalam mencari
zat hara. Akar yang kuat adalah akar yang semakin hari semakin luas menjangkau
area sekitarnya sehingga seluruh batang, daun, bunga dan buah tercukupi
kebutuhan makanannya. Demikian pula hendaknya kita, sebagai anak-anak Tuhan
juga harus memiliki akar yang kuat. Untuk memiliki akar yang kuat, kita harus
semakin hari semakin dalam mengenal Firman Tuhan, tidak putus-putusnya
menggali, mempelajari Firman Tuhan dalam hidup kita. Tidak berarti ketika kita
sudah kenal Firman Tuhan begitu lama, ketika kita sudah membaca Alkitab sampai
tamat berpuluh-puluh kali, kita akan tetap bertumbuh. Bagian kita tidak sampai
hanya disana. Sebuah pohon yang besar, dikatakan masih bertumbuh ketika
rantingnya semakin banyak, daunnya semakin banyak. Dan dibalik semua itu, ada
akar, yang tidak henti-hentinya mencari air dan zat hara di dalam tanah. Ada
satu artikel yang pernah saya baca yang mengatakan bahwa untuk mencari tahu
seberapa luas jangkauan akar suatu pohon, cukup lihat seberapa jauh ranting dan
daun yang ada, sejauh itulah akar yang ada di dalam tanah. Mari kita lihat
kembali hidup kita, kita merenungkan sudah seberapa jauh dan luas akar kita,
sehingga kita bertumbuh. Sudah seberapa besar kerinduan kita untuk mengenal
Tuhan kita, mempelajari Firman Tuhan
dalam hidup kita? Sudah seberapa besar kerinduan kita untuk mengenal
FIrman Tuhan lewat saat teduh kita, lewat persekutuan dan kebaktian yang ada? Untuk
bertumbuh, kita harus berakar, untuk berakar kita butuh terus menggali dan
memperdalam Firman Tuhan dalam kehidupan kita.
3.
BERFOKUS
Mari kita lihat apa yang menyebabkan seseorang tidak bertumbuh
dan berbuah. Di ayat yang ke 7 dikatakan “Sebagian lagi jatuh di tengah semak
duri, dan semak itu TUMBUH BERSAMA-SAMA dan menghimpitnya sampai mati. Di ayat
ke 14 dikatakan : “Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah MENDENGAR
firman itu, dan dalam PERTUMBUHAN selanjutnya mereka TERHIMPIT oleh kekuatiran
dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang
matang”. Hal ketiga yang harus kita mengerti ialah fokus. Pada ayat yang ke 14,
dapat kita lihat bahwa mereka yang dikatakan disana tidak menghasilkan buah
yang matang karena terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup.
Sering kali kita sebagai orang Kristen, terlalu disibukkan dengan semua
aktivitas. Yang sudah bekerja mungkin disibukkan dengan pekerjaannya, yang ibu
rumah tangga mungkin disibukkan dengan anak-anak, rumah tangga, belanja ke
pasar, masak dan sebagainya, yang sekolah atau kuliah disibukkan dengan materi
kuliah dan tugas yang begitu banyak, belum lagi dengan masalah dan pergumulan
yang ada, yang membuat kita terlupa, apa sebenarnya tujuan hidup kita yang
diciptakan Allah. Yang terkadang membuat kita lupa, bahwa kita sebagai
anak-anak Tuhan seharusnya “Mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya”. Setiap
dari kita, diciptakan dengan suatu tujuan khusus. Sama seperti sebuah mesin
yang diciptakan oleh ilmuwan, pasti dengan minimal satu tujuan. Apakah sebagai
mainan, sebagai mesin produksi, apakah sebagai alat perang dan sebagainya.
Semua tergantung pada tujuan sang ilmuwan menciptakan mesin tersebut. Demikian
juga kita, kita yang adalah ciptaan Allah diciptakan dengan tujuan-tujuan
khusus. Allah tidak menciptakan kita dengan kebetulan. Di mazmur 139 : 14-16
dengan jelas mengatakan bahwa kita diciptakan sedemikian rupa, sehingga bahkan
ketika kita belum jadi, semua sudah Tuhan rancangkan dan ditulis dalam kitabNya
( pada ayat 16 ). Namun sebagai anak Tuhan, kita sering kali tidak tahu ataupun
terlupa, untuk apa Tuhan menciptakan kita. Kita sering kali lupa bahwa hidup
kita untuk kemuliaan Allah, kita sering kali terlena dan justru mengerjakan
hal-hal yang sebenarnya bukan menjadi fokus dalam hidup kita, sehingga hal itu
sering kali menjadi semak belukar dalam pertumbuhan iman kita. Bukan berarti
Tuhan meminta kita untuk tidak bekerja, tidak sekolah. Tapi bahkan dalam setiap
kegiatan kita, aktivitas kita kita pun juga lakukan untuk Tuhan, seperti kata
Firman Tuhan pada kolose 3 : 23, Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan
segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Bagaimana kita menjadikan seluruh hidup kita
memiliki satu focus yang utama yaitu untuk Tuhan. Ketika saya belajar, saya mau
melakukannya untuk Tuhan, ketika saya bekerja saya mau melakukannya untuk
kemuliaan nama Tuhan, pekerjaan tangan Tuhan, ketika saya menjaga dan
membesarkan anak-anak saya, saya mau melakukan dengan kesadaran bahwa anak-anak
harus dididik untuk mengenal Tuhan dan bertumbuh dalam Tuhan, dipakai untuk
kemuliaan nama Tuhan. Sehingga ketika kita berfokus, kita tidak akan bingung
dan membiarkan semak-semak kekuatiran, kekayaan itu bertumbuh di dalam ladang
hati kita.
4.
Berbuah
Pada
ayat ke 15 : “Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah
mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan MENGELUARKAN BUAH
DALAM KETEKUNAN. Garis bawahi kata mengeluarkan buah dalam ketekunan. Point
terakhir yang dapat kita lihat dalam suatu pertumbuhan adalah berbuah. Sebagai
anak – anak Tuhan, kita tidak hanya perlu menjaga diri kita, menggali Firman,
berdoa dan berpuasa. Tapi ada satu aspek yang juga sangat penting untuk kita
kerjakan dalam hidup kita yaitu berbuah. Buah-buah roh yang tertulis dalam
Galatia 5 : 22-23 : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Semua buah-buah roh
itu akan tampak ketika kita melakukannya. Bagaimana seseorang bisa mengatakan
bahwa ia seorang yang penuh kasih ketika dia tidak mengasihi? Bagaimana
seseorang bisa mengatakan “wah orang itu baik sekali, jika tidak melihat
kebaikan yang sudah dilakukan oleh orang tersebut?” Hal yang sangat penting
dalam pertumbuhan juga adalah berbuah. Yakni mengerjakan dan melakukan Firman
Tuhan dalam hidup kita dan melayani. Bagaimana kesediaan kita memberikan hidup
kita untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan dalam hidup kita dan kesediaan kita
untuk melayani. Firman Tuhan pada 1 Petrus 4 : 10 mengatakan “Layanilah seorang
akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang
sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah”. Sudahkah kita memberi
diri untuk melayani? Jangan pernah takut kita tidak mampu untuk melayani,
karena yang Tuhan minta adalah kesediaan kita untuk melayani. Karena kita
sendiri memang tidak mampu untuk melayani. Namun “Bagi Dialah yang dapat
melakukan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan atau pikirkan seperti
yang ternyata dari KUASA YANG BEKERJA DI DALAM KITA” ( Efesus 3 : 20). Kuasa
Tuhan yang bekerja dalam segala kelemahan kita, yang jauh lebih banyak dari apa
yang kita pikirkan dan doakan. Pertanyaannya hanyalah : Bersediakah kita untuk
memberikan hati kita untuk menghasilkan buah-buah untuk Tuhan.
Melalui Firman Tuhan ini, kita diingatkan bahwa untuk
bertumbuh kita perlu MENERIMA FIRMAN KESELAMATAN, kita perlu BERAKAR, kita
perlu BERFOKUS, kita perlu mengerjakan BUAH-BUAH untuk Kristus. Sehingga kita
dapat menjadi orang-orang yang dikatakan dalam doa Paulus dalam Efesus 3 :
16-17 : 16) Aku berdoa, supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaanNya, MENGUATKAN
dan MENEGUHKAN kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, 17) sehingga oelh imanmu
Kristus DIAM di dalam hatimu dan kamu BERAKAR serta BERDASAR di dalam kasih.
Tuhan memberkati.